Sejak
dipimpin Walikota Surabaya pertama Mr. A. Meyroos, hingga Walikota Surabaya
wanita pertama Bu Risma, Museum Surabaya memiliki 1000 lebih koleksi
peninggalan bersejarah milik Surabaya sendiri.
Mengawali
tour awal tahun 2018 Supeman Fans of Indonesia (SFoI) Region Surabaya ingin
lebih mengenal seperti apa sih Surabaya tempo dulu dan peninggalan sejarahnya.
Tepat pukul 8.40 wib saya sampai di depan gedung Ex Siola yang sangat
bersejarah, kenapa bersejarah? Karena saya pernah belanja VCD bajakan disana
(abaikan kalimat ini) kenapa bersejarah? Karena gedung ini adalah gedung
peninggalan Belanda yang beralih alih fungsi dari gedung pusat belanja hingga
sekarang menjadi museum Surabaya.
Sempat
salah parkir (maaf) di samping jalan, akhir nya saya menyadari harus parkir di
area resmi gedung Ex Siola. Bertemu dengan teman – teman super (sebutan anggota SFoI Reg Surabaya) dan bersiap mengenakan cape kebanggan sampe membuat "onar" (semua mata tertuju pada kami) pengguna jalan Tunjungan sudah kami lakukan
sebelum Museum buka.
Memasuki gedung museum yang bersih dan dingin membuat kami betah bahkan pengen tiduran
disana, bertemu dengan tour guide yang ternyata adalah Ning Surabaya tahun 2017
yaitu Ning Diamond (mungkin nama panjang nya shine bright like a diamond)
menjelaskan mulai dari awal sejarah kota Surabaya sampai walikota pada masa
nya.
Banyak
benda benda peninggalan masa lampau untuk Surabaya, diantara nya furniture yang
pernah di pakai Belanda ketika menjajah Indonesia. Seperti cermin nya Ratu
Wihelmina (Ratu Belanda yang sudah menjadi ratu sejak usia 2 tahun dan menetap
di Surabaya) yang di percaya bisa membuat awet muda. Piano yang di gunakan para
bangsawan Belanda untuk berpesta di Balai Kota yang kata Ning Shine Bright Like
A Diamond bahwa pribumi dan anjing (maaf) dilarang masuk, kalaupun bias masuk
ya jadi budak pelayan yang di haruskan membawa baki dan mangkok diatas kepala
(maaf).
piano Alm Gombloh |
Cermin ratu Wheilhemina |
Lanjut
dengan kesenian Surabaya yang terkenal dengan musisi legendaries nya yaitu Alm
Gombloh dengan peninggalan piano yang kondisi nya masih sama dengan kondisi
terakhir di pakai Alm Gombloh, pihak pemkot sih sudah melayangkan surat ijin
untuk memperbaiki piano tersebut, tapi pihak keluarga Alm Gombloh belum
menjawab nya sampai sekarang.
Walikota
wanita petama Surabaya telah membuat gebrakan dengan menutup pusat prostitusi
terbesar di Surabaya yaitu Dolly, Dolly sendiri diambil dari nama pemilik café
Belanda pada saat jaman penjajahan dahulu. Dolly berhasil di bubarkan oleh Bu
Risma dan penduduk sekitar nya mendapatkan bimbingan ketrampilan UKM (Usaha
Kecil Menengah) untuk menyambung kehidupan mereka dengan layak. Hal tersebut
tersirat dalam beberapa buah lukisan yang menunjukkan kelegaan dan kebebasan
ketika Dolly di tutup.
Lanjut kami menghampiri koleksi transportasi Surabaya tempo dulu, ternyata pada tahun
1930 an pemerintah Surabaya pernah membuat aturan untuk transportasi becak. Di
karenakan dulu becak sangat melimpah ruah di Surabaya, pemerintah kota membuat
peraturan untuk membagi becak menjadi dua yaitu becak siang dan becak malam.
Disini maksudnya adalah becak siang beroperasi ketika pukul 5 pagi sampai 5
sore, sedangkan becak malam ber operasi pukul 5 sore sampai 5 pagi. Untuk
penanda nya becak siang berwarna warna biru
sedangkan becak malam berwarna putih… seru ya..
Selanjutnya kami disuguhkan dengan prestasi prestasi Surabaya dalam bidang kebersihan dan
tata kota terbaik dari tahun ke tahun. Ning Diamond menjelaskan dengan rinci
dan sejlas jelas nya lho.
Puas
dengan berkeliling museum, kami lanjut dengan foto foto. Seperti nya jadi hal
wajib jika berkumpul tanpa foto-foto.
Inilah keseruan kami pagi 18 Maret 2018
Kerennn
BalasHapusBerkat PIC juga..acaranya jadi sekeren ini :)
Hapusterakhir kali saya mampir ke surabaya wagu banget. lain kali mungkin musti ngincer museum kalau ke kota lain.
BalasHapusSepertinya jadi agenda wajib untuk mampir museum tiap kali berkunjung ke kota lain
Hapus