Adds

Selasa, 20 Maret 2018

Superman Visit Museum Surabaya


Sejak dipimpin Walikota Surabaya pertama Mr. A. Meyroos, hingga Walikota Surabaya wanita pertama Bu Risma, Museum Surabaya memiliki 1000 lebih koleksi peninggalan bersejarah milik Surabaya sendiri.

Mengawali tour awal tahun 2018 Supeman Fans of Indonesia (SFoI) Region Surabaya ingin lebih mengenal seperti apa sih Surabaya tempo dulu dan peninggalan sejarahnya. Tepat pukul 8.40 wib saya sampai di depan gedung Ex Siola yang sangat bersejarah, kenapa bersejarah? Karena saya pernah belanja VCD bajakan disana (abaikan kalimat ini) kenapa bersejarah? Karena gedung ini adalah gedung peninggalan Belanda yang beralih alih fungsi dari gedung pusat belanja hingga sekarang menjadi museum Surabaya.

Sempat salah parkir (maaf) di samping jalan, akhir nya saya menyadari harus parkir di area resmi gedung Ex Siola. Bertemu dengan teman – teman super (sebutan anggota SFoI Reg Surabaya) dan bersiap mengenakan cape kebanggan sampe membuat "onar" (semua mata tertuju pada kami) pengguna jalan Tunjungan sudah kami lakukan sebelum Museum buka.
 
Ning Diamond

Memasuki gedung museum yang bersih dan dingin membuat kami betah bahkan pengen tiduran disana, bertemu dengan tour guide yang ternyata adalah Ning Surabaya tahun 2017 yaitu Ning Diamond (mungkin nama panjang nya shine bright like a diamond) menjelaskan mulai dari awal sejarah kota Surabaya sampai walikota pada masa nya.
 
Lukisan Siola Tempo Dulu
Banyak benda benda peninggalan masa lampau untuk Surabaya, diantara nya furniture yang pernah di pakai Belanda ketika menjajah Indonesia. Seperti cermin nya Ratu Wihelmina (Ratu Belanda yang sudah menjadi ratu sejak usia 2 tahun dan menetap di Surabaya) yang di percaya bisa membuat awet muda. Piano yang di gunakan para bangsawan Belanda untuk berpesta di Balai Kota yang kata Ning Shine Bright Like A Diamond bahwa pribumi dan anjing (maaf) dilarang masuk, kalaupun bias masuk ya jadi budak pelayan yang di haruskan membawa baki dan mangkok diatas kepala (maaf).

piano Alm Gombloh

Cermin ratu Wheilhemina

Lanjut dengan kesenian Surabaya yang terkenal dengan musisi legendaries nya yaitu Alm Gombloh dengan peninggalan piano yang kondisi nya masih sama dengan kondisi terakhir di pakai Alm Gombloh, pihak pemkot sih sudah melayangkan surat ijin untuk memperbaiki piano tersebut, tapi pihak keluarga Alm Gombloh belum menjawab nya sampai sekarang.

Walikota wanita petama Surabaya telah membuat gebrakan dengan menutup pusat prostitusi terbesar di Surabaya yaitu Dolly, Dolly sendiri diambil dari nama pemilik café Belanda pada saat jaman penjajahan dahulu. Dolly berhasil di bubarkan oleh Bu Risma dan penduduk sekitar nya mendapatkan bimbingan ketrampilan UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk menyambung kehidupan mereka dengan layak. Hal tersebut tersirat dalam beberapa buah lukisan yang menunjukkan kelegaan dan kebebasan ketika Dolly di tutup.
 
Lukisan eksprei penutupan Lokalisasi Dolly

Lanjut kami menghampiri koleksi transportasi Surabaya tempo dulu, ternyata pada tahun 1930 an pemerintah Surabaya pernah membuat aturan untuk transportasi becak. Di karenakan dulu becak sangat melimpah ruah di Surabaya, pemerintah kota membuat peraturan untuk membagi becak menjadi dua yaitu becak siang dan becak malam. Disini maksudnya adalah becak siang beroperasi ketika pukul 5 pagi sampai 5 sore, sedangkan becak malam ber operasi pukul 5 sore sampai 5 pagi. Untuk penanda nya becak siang berwarna  warna biru sedangkan becak malam berwarna putih… seru ya..
 
Becak siang & malam

Selanjutnya kami disuguhkan dengan prestasi prestasi Surabaya dalam bidang kebersihan dan tata kota terbaik dari tahun ke tahun. Ning Diamond menjelaskan dengan rinci dan sejlas jelas nya lho.
Puas dengan berkeliling museum, kami lanjut dengan foto foto. Seperti nya jadi hal wajib jika berkumpul tanpa foto-foto.

Inilah keseruan kami pagi 18 Maret 2018








 

4 komentar:

  1. Balasan
    1. Berkat PIC juga..acaranya jadi sekeren ini :)

      Hapus
  2. terakhir kali saya mampir ke surabaya wagu banget. lain kali mungkin musti ngincer museum kalau ke kota lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya jadi agenda wajib untuk mampir museum tiap kali berkunjung ke kota lain

      Hapus

udah baca kan .. ? gimana .. ? ada komentar gak .. ?