Selasa, 22 Desember 2009

senyum tanpa pamrih

Seutas benang melilit tubuh tak berdaya ... sepasang mata memandang lesu penuh haru sesosok makhluk kecil yang berlumuran darah. Senyum kering terkembang di bibir penuh makna. Akhirnya sebuah penantian yang tak sia - sia telah tercapai pada hari itu. Tangis merekah .. malah senyum hangat menyambutnya dengan tangan yang masih lemas. Tanpa daya, tanpa rasa bersalah.. malaikat kecil nampak mengembangkan senyum pernuh arti meskipun sepasang matanya tak bisa menyaksikan senyum merekah di bibir sang bunda.

Bunda ... semua penantian mu akhirnya terjawab pada hari ini. hari dimana semua malaikat mencatat amal kebaikan mudan pengorbananmu. Senyum yang mengembang tanpa lelah .. kau berikan dengan ikhlas tanpa mengharap pamrih sedikit pun. Rasa lelah mu telah mencapai batasnya. Sekarang tiba saatnya aku yang engkau banggakan ini membalas semua jerih payah mu selama ini.
Suatu hari ..
iya suatu hari ...
engkau akan melihat sesosok manusia yang berhasil ada di depan matamu yang sayu itu.
Yakinlah bunda ..
suatu saat hari itu pasti akan datang.

Bukan sekedar manis di bibir..
aku akan mewujudkan cita - cita mu yang tertunda. Semoga engkau dapat melihat dengan mata sayu mu yang indah itu. Semoga semuanya menjadi kenyataan yang mungkin sebentar lagi akan datang dan hadir menyambut senyum mu yang kering itu.
Bunda .... terima kasih banyak telah membawaku ke dunia ini.
Tanpa rasa lelah engkau mengasuh dan membesarkan aku. Aku bangga kepadamu.

Selamat hari Ibu Bundaku .......
Semoga semua pengorbananmu itu tidak sia - sia ....
terima kasih banyak .......

I Love you Mom ..... ♥ ♥ ♥ ♥

2 komentar:

  1. Ibu.....
    Sebuah kata yang sangat menggetarkan hati. Adakah orang yang paling dekat dari seseorang (setelah Allah) dari seorang ibu? Tidak ada! Seorang ibu adalah pesona kehidupan. Ia adalah lambang cinta abadi, pengorbanan yang hakiki dan pribadi utusan Ilahi di atas bumi-Nya. Ibu adalah wakil Allah di muka bumi.

    Meskipun demikian, bukan berarti seseorang harus melupakan ayahnya. Karena ayah dan ibu memiliki satu derajat dalam Al-Qur'an. Mereka berdua laksana "dua sisi mata uang yang absurd untuk dipisahkan. Keridhaan mereka merupakan keridhaan Allah. Dan murka mereka merupakan murka-Nya.

    Dari Abdullah ibn 'Amru ra. ia berkata: Rasulullah saw bersabda, "Keridhaan Tuhan berada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Tuhan berada pada kemurkaan orang tua." (HR Al-Turmudzi).

    BalasHapus
  2. terima kasih komentarnya ... ayah dan ibu sebanding dan ridhanya sangat kita perlukan

    BalasHapus

udah baca kan .. ? gimana .. ? ada komentar gak .. ?