Sabtu, 18 Januari 2014

Monjaya yang Gagal

Rencana untuk berkeliaran menyusuri Surabaya akhirnya kesampaian juga. Berbekal cuti satu hari di tanggal keramat hidup saya langsung cuss berangkat keliling Surabaya.
Jadwal pertama mengunjungi Monumen Jalesveva Jayamahe yang sangat sangat ingin saya kunjungi. Sebenernya saya tahu kalau kesana itu butuh izin khusus karena memasuki basis utama Angkatan Laut Surabaya.

Monumen Jalesveva Jayamahe
Monumen Jalesveva Jayamahe yang terletak diujung Utara Surabaya menampilkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berpakaian PDU-1 lengkap dengan pedang kehormatan menatap ke arah laut  berdiri tegak di atas bangunan gedung dengan  ketinggian  keseluruhan  mencapai 60,6 m.

Kata Jalesveva Jayamahe itu sendiri merupakan semboyan dari TNI-AL yang memilki arti di laut kita jaya. Material monumen terbuat dari tembaga dan arsiteknya adalah I Nyoman Nuarte. Seniman yang juga menggubah patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Bangunan pondasi Monjaya terdiri dari 4 lantai. Yang paling atas adalah di tempat menapaknya kaki patung perwira. Dari sana kita bisa melihat dengan lapang seluruh dermaga Tanjung Perak.

Di depan Monumen Jalesveva Jayamahe terdapat sebuah Gong ukuran raksasa bernama “Kyai Tentrem”. Berdiameter 6 meter dan beratnya 2 ton. Bahan-bahan tembaga yang tersisa dari proses konstruksi patung akhirnya dibuatkan gong untuk acara peresmiannya.




Monumen dengan ketinggian 31 meter ini berdiri di atas bangunan setinggi 29 meter, tak hanya sebagai monumen biasa. Tapi Patung itu juga berfungsi sebagai mercusuar pemandu bagi kapal – kapal yang melintas di laut sekitarnya. Monjaya dibangun sejak 1990 dengan biaya Rp. 27 Milyar.

Emang dasarnya saya... kalau belum di coba ya gimana tahu hasil nya. Meluncur ke Perak Barat dan sempat nyasar akhirnya nyampe di pos penjagaan pertama, minta ijin dan dapat tiket pass masuk ke kawasan militer. Pos kedua kami mendapat hadangan lagi dari pasukan AL, meninggalkan KTP dan mengenakan tanda pengenal visitor kami pun masuk ke markas AL. Wuiiihhh... keren markas nya, tapi sayang gak sempat mengabadikan kawasan itu.

Ticket Pass masuk kawasan TNI AL
Menuju gedung Dispotmar Armatim dan kami ketemu Kapten Wahyudi yang mengatakan bahwa gak boleh sembarangan ketika ingin ke Monjaya (Monumen Jaesveva Jayamahe) karena harus bikin surat ijin 7 tembusan dulu jauh-jauh hari.
Kecewa pastilah.... karena saya sadar bahwa saya ada di kawasan yang gak sembarangan.

Kembali pulang dengan perasaan kecewa dan sedikit dongkol karena sempat kesasar juga menuju Monjaya itu.
Ntar deh saya beli mobil dulu, baru ntar kesana lagi bawa rombongan dan surat ijin 7 tembusan.

5 komentar:

  1. wah saya pernah lewat doang
    hehehe
    coba ke armatim bro
    kemaren ada dewaruci disana
    hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Armatim itu sebelah mana bro .. ?
      wah pasti penjagaannya lebih ketat lagi tuh ..

      Hapus
  2. jangan ke surabaya mulu dong..
    sini main-main ke kaltim

    BalasHapus
    Balasan
    1. cita-cita sih keliling Indonesia, tapi tabungan belum tebel nih hehehehe....

      Hapus

udah baca kan .. ? gimana .. ? ada komentar gak .. ?