Rabu, 23 September 2015

Cerita Gunung Ijen, Balawan dan Watu Ulo

Ketemu sama hari Minggu lagi nih yang kebetulan (direncanakan) adalah hari dimana saya akan mendaki untuk pertama kali nya.. mendaki gunung lebih tepatnya.
Sore menjelang Maghrib saya sudah stand by di depan RSAL Surabaya karena titik kumpul kelompok liburan saya ada disana.
Setengah tujuh kalo gak salah, semua anggota sudah menempati posisi masing - masing di mobil ELF yang kami sewa untuk perjalanan ke Banyuwangi.
Belum pernah ke Banyuwangi yang tetanggaan sama pulau Bali itu, tentu seneng dong, perjalanan tidak saya sia sia kan dengan TIDUR, capek banget ternyata perjalanannya di samping kanan dan kiri juga gelap sih.


Rencananya pengen liat Blue Fire nya kawah Gunung Ijen yang fenomenal itu, tapi dengan adanya kendala ini dan itu nyampe kaki gunung Ijen nya udah jam 3 pagi aja.
Oke perlengkapan sudah siap, jaket, head lamp, masker, perlahan kita mendaki puncak.
Langkah demi langkah dengan nafas yang sesenggalan menahan dengkul yang mulai lemah.
Satu persatu rombongan mulai memisahkan diri dengan keadaan kaki mereka yang ingin istirahat.




Berpatokkan dengan seseorang yang lebih berat dari saya, akhirnya saya putuskan untuk tidak menyerah mendaki sampai puncak.
Lha wong yang gemuk aja bisa sampe puncak kok aku gak bisa, itu adalah prinsip pendek saya saat itu.
Matahari mulai menampakkan diri nya perlahan dan itu arti nya hilang sudah kesempatan melihat Blue Fire dari dekat.
Tapi tak apa, pemandangan sekitar lereng gunung sudah bisa mulai dinikmati.
Saya bisa melihat diri saya yang leibih tinggi dari awan, itu artinya saya sudah berada diatas awan.
Seneng dong kan baru pertama kali nya naik gunung beneran.

Selfie dikit sama Lumia 535 saya di bantu B-Pro dan Go-Pro punya teman akhir nya bisa mengabadikan pemandangan yang Subhanallah .. indah nya ciptaan Allah SWT.
Sekitar jam 5 pagi saya dan rombongan pertama sudah nyampe puncak Gunung Ijen yang tertutup asap belerang yang mulai menebal.
Sebenernya pengen turun kebawah kawahnya tapi apa daya mata ini perih dan puncak sudah mulai rame para pendaki dari mulai muda sampe bule tua.
Alhasil hanya foto - foto dan mengabadikan keindahan puncak sambil berdecak kagum indahnya ciptaan Allah SWT.
Rombongan berikutnya sudah nyampe puncak dan kita semua bergabung.
Dengan canda tawa dan sedikit narsis kami menikmati hal baru yang kami rasakan saat itu.


Puas dengan hobi kami masing - masing kemudian di lanjut turun kembali yang track turun nya tak semudah bayangan kami.
Ternyata turun lebih susah daripada naik lho, beberapa kali sempat terpeleset dan terjatuh.
Tapi seru, saling menyemangati dan tertawa kami terpisah menjadi tiga rombongan pas turun.
Nyampe bawah kami membersihkan diri dan langsung berangkat menuju Air Terjun Balawan yang masih satu tempat dengan Gunung Ijen.

Air terjun yang masih alami dan gak bisa dinikmati airnya karena kami hanya bisa menikmati dari sepertiga bagian air terjun karena di bawah sudah jurang terjal dan curam.
Keren karena kesegaran percikan air terjun masih bisa kami rasakan.

Kaki masih pegal tapi kami masih lanjut ke Pantai Watu Ulo di Jember.
Mampir makan dan mandi di Pantai Watu Ulo Jember, tak lupa kami sempatkan untuk mengabadikan pantai indah ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, sudah waktu nya kami kembali ke Surabaya dan menghadapi rutinitas harian selanjutnya.
Liburan kali ini adalah sesuatu yang baru dan keren yang pernah saya alami, ayo pergi liburan, jangan berdiam diri di rumah saja
Indonesia itu indah lho.

3 komentar:

  1. terimakasih banyak, sangat menarik sekali.

    BalasHapus
  2. Asik.. Kapan ya aku bisa naik gunung, eh sering dink, kerumah emak wkwkwk.. kabar apa ini mas Hoedz? sehat kah? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sehat.. selamat menempuh hidup baru ya Nuel.. hehehe maaf telat

      Hapus

udah baca kan .. ? gimana .. ? ada komentar gak .. ?