Jumat, 19 Maret 2010

Seorang Pria

Dua puluh enam tahun yang lalu seorang pemuda berumur 27 tahun telah melaksanakan sunah Rasul seperti yang di perintahkan. Dia tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah 100 % nantinya. Dengan langkah semangat dia berjalan meuju pelaminan dengan perempuan yang sangat dia cintai pada waktu itu. Senyumnya terkembang sepanjang prosesi suci itu berlangsung.

Wah .. mempelai pria nya ganteng ya” celetuk tamu yang hadir

Yang perempuan juga tak kalah cantiknya” gumam para sahabatnya yang hadir di malam itu.

Suasana khidmat dan hening sempat mewarnai ruangan yang penuh sesak itu. Dengan berpakaian lengkap ala Jawa, pria tersebut duduk bersanding dengan perempuan yang cantik.

Keesokan hari nya … semua perjuangan dan pengorbanan seorang pria di uji di bagian ini. Seyum selalu nampak terkembang di bibir pasangan yang sangat bahagia ini.

Ayah berangkat kerja dulu ya” Pamit pria tersebut kepada istrinya

Hati – hati ya sayang” sahut sang istri dengan penuh keikhlasan di hati

Langkah penuh semangat dia jalani dengan rasa ikhlas, berjalan kaki ia jalani hanya untuk sesuap nasi yang di tungu di rumah.
Sesampainya di tempat kerja pria tersebut bekerja mambuat masakan yang sangat lezat untuk di hidangkan kepada para tamu. Demikian seterusnya setiap pagi sampai dua tahun kemudian.

Dua tahun sudah usia pernikahan mereka yang telah mereka jalani, tak terasa mereka hidup sangat bahagia walaupun tidak semewah bayangan sang istri dahulu. Perempuan itu selalu membayangkan hidup mewah dan berkecukupan kelak di kala dia menikah. Namun pupus sudah bayangan sang istri ketika dia lewati hidup dua tahun bersama kekasih hati. Hati ikhlas dan penuh pengabdian kini yang tertambat di hati sang istri. Hidup bahagia walaupun tidak semewah bayangannya.

Beberapa hari kemudian perut sang istri sangat sakit tak tertahankan, dan setelah diperiksa ke dokter ternyata di dalam perut sang istri terdapat janin yang sangat mereka dambakan selama dua tahun ini.

Alhamdullilah ya Allah, saya telah Engkau berikan keturunan sebagai penerus hidup ku kelak” Ucap penuh bahagia sang suami

Hari demi hari mereka lalui dengan penuh bahagia karena mereka sedang menanti datangnya malaikat kecil di rumah mereka yang sederhana itu.
Pelan tapi pasti semangat sang suami bertambah di dalam bidang pkerjaan, dan hal tersbut telah membuahkan hasil. Beliau di angkat sebagai Pastry Chef (kepala koki) di tempat ia bekerja. Kebahagian berlipat waktu itu.

Tak terasa sembilan bulan tiga belas hari telah lewat dan hari yang di tungu telah tiba, seorang istri kini lebih sempurna posisinya dalam keluarga, yaitu menjadi seorang Ibu, Ibu dari seorang malaikat kecil yang di titipkan oleh Allah SWT. Laki – laki itu yang menjadi dambaan sang Ayah kelak dia punya anak, dan semua angan itu telah di wujudkan Allah SWT. Seorang malaikat laki – laki kecil kini hadir mengisi kekosongan rumah mereka. Setelah selesai proses persalina, sang Ayah membisikan kata pertama di teling kanan malaikat kecilnya. Suara merdu berlantunkan asma Allah dia lantutkan di telinga malaikatnya. Adzan bersuara lembut mersuk ke tubuh malaikat kecilnya.

Sambil meggendong malaikat kecilnya sang ayah bergumam

Hhhmm ... aku beri nama siapa ya malaikat kecil ku ini ?” gumamnya

Bagaimana kalau Mohammad Fadly saja Yah...” jawab sang istri

Saya tidak cocok dengan nama itu” timpal suami

Suami berpikir sejenak untuk memberi nama yang cocok untuk malaikat kecilnya

Sudah saya pikirkan namanya adalah Mohammad Ihsan Raafi Sudiro, iya .. Ihsan Raafi Sudiro, nama yang sangat baik sekali” Ujar sang suami

Apa artinya itu Yah .. ?” tanya sang istri

”Ihsan itu artinya amal kebaikan sedangakan Raafi artinya tingi lalu Sudiro nama ku, jadi artinya amal kebaikan yang sangat tinggi baginya kelak, tentu saja anaknya Sudiro dong ... hahahahaha ... ” jawab sang suami dengan gembira

bagus juga ... saya setuju” sang istri pun mengangguk


*bersambung*


4 komentar:

udah baca kan .. ? gimana .. ? ada komentar gak .. ?