Rencana untuk berkeliaran menyusuri Surabaya akhirnya kesampaian juga. Berbekal cuti satu hari di tanggal keramat hidup saya langsung cuss berangkat keliling Surabaya.
Jadwal pertama mengunjungi Monumen Jalesveva Jayamahe yang sangat sangat ingin saya kunjungi. Sebenernya saya tahu kalau kesana itu butuh izin khusus karena memasuki basis utama Angkatan Laut Surabaya.
Monumen Jalesveva Jayamahe |
Monumen
Jalesveva Jayamahe yang terletak diujung Utara Surabaya menampilkan sosok Perwira
TNI Angkatan Laut berpakaian PDU-1 lengkap dengan pedang kehormatan menatap ke
arah laut berdiri tegak di atas bangunan gedung dengan
ketinggian keseluruhan mencapai 60,6 m.
Kata Jalesveva Jayamahe itu sendiri merupakan semboyan
dari TNI-AL yang memilki arti di laut kita jaya. Material monumen terbuat dari
tembaga dan arsiteknya adalah I Nyoman Nuarte. Seniman yang juga menggubah
patung Garuda Wisnu Kencana di Bali. Bangunan pondasi Monjaya terdiri dari 4
lantai. Yang paling atas adalah di tempat menapaknya kaki patung perwira. Dari
sana kita bisa melihat dengan lapang seluruh dermaga Tanjung Perak.
Di depan Monumen Jalesveva Jayamahe terdapat sebuah
Gong ukuran raksasa bernama “Kyai Tentrem”. Berdiameter 6 meter dan beratnya 2
ton. Bahan-bahan tembaga yang tersisa dari proses konstruksi patung akhirnya
dibuatkan gong untuk acara peresmiannya.
Monumen
dengan ketinggian 31 meter ini berdiri di atas bangunan setinggi 29 meter, tak hanya sebagai monumen biasa. Tapi Patung itu juga berfungsi
sebagai mercusuar pemandu bagi kapal – kapal yang melintas di laut sekitarnya.
Monjaya dibangun sejak 1990 dengan biaya Rp. 27 Milyar.
Emang dasarnya saya... kalau belum di coba ya gimana tahu hasil nya. Meluncur ke Perak Barat dan sempat nyasar akhirnya nyampe di pos penjagaan pertama, minta ijin dan dapat tiket pass masuk ke kawasan militer. Pos kedua kami mendapat hadangan lagi dari pasukan AL, meninggalkan KTP dan mengenakan tanda pengenal visitor kami pun masuk ke markas AL. Wuiiihhh... keren markas nya, tapi sayang gak sempat mengabadikan kawasan itu.
Ticket Pass masuk kawasan TNI AL |
Menuju gedung Dispotmar Armatim dan kami ketemu Kapten Wahyudi yang mengatakan bahwa gak boleh sembarangan ketika ingin ke Monjaya (Monumen Jaesveva Jayamahe) karena harus bikin surat ijin 7 tembusan dulu jauh-jauh hari.
Kecewa pastilah.... karena saya sadar bahwa saya ada di kawasan yang gak sembarangan.
Kembali pulang dengan perasaan kecewa dan sedikit dongkol karena sempat kesasar juga menuju Monjaya itu.
Ntar deh saya beli mobil dulu, baru ntar kesana lagi bawa rombongan dan surat ijin 7 tembusan.
wah saya pernah lewat doang
BalasHapushehehe
coba ke armatim bro
kemaren ada dewaruci disana
hehehe
Armatim itu sebelah mana bro .. ?
Hapuswah pasti penjagaannya lebih ketat lagi tuh ..
jangan ke surabaya mulu dong..
BalasHapussini main-main ke kaltim
cita-cita sih keliling Indonesia, tapi tabungan belum tebel nih hehehehe....
Hapusbagus tuh bangunannya
BalasHapus